Jumat, 25 Juni 2010

Cikampek







Cikampek merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Karawang, dengan luas wilayaj 47,6 km2 dan jumlah penduduk 99.427 jiwa, sehingga kepadatan penduduk mencapai 2.089 jiwa/km2. Cikampek berada di dataran rendah, di bawah 100 m dpl.  Terdapat wacana yang makin menguat untuk pembentukan Kabupaten Cikampek, meliputi beberapa kecamatan di Karawang bagian timur.

Cikampek adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Cikampek telah dimekarkan menjadi tiga kecamatan yaitu :

1. Cikampek

2. Purwasari

3. Kotabaru.

Cikampek merupakan kota kecil yang dilalui jalur strategis Pantura dari Jakarta menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Cikampek pula terdapat persimpangan rel kereta api antara Jakarta-Bandung dan Jakarta-Cirebon. Setiap mendekati hari raya lebaran, Cikampek selalu menjadi langganan di layar kaca. Kemacetan arus mudik di pintu tol Kopo menjadi barometer padatnya arus lalu lintas di Pantura.

Cikampek memiliki 4 buah pasar yang berada dalam satu lingkungan dan sebuah terminal, yang sebelum dibangun Jalan Tol Cikampek-Jakarta adalah terminal tersibuk di Jawa Barat, karena merupakan persimpangan Jakarta-Bandung dan Jakarta-Cirebon. Tetapi sejak jalan tol dibangun secara berangsur-angsur fungsi terminal Cikampek berkurang. Saat ini terminal Cikampek hanya berfungsi sebagai tempat ngetem Angkutan Kota dan sedikit Bis Antarkota-Antarprovinsi yang melayani Jakarta-Cikampek dan Cikampek-Tasikmalaya.

Bila menjelang Lebaran, jalur Cikampek-Pamanukan adalah jalur macet di Pantura karena berakhirnya pintu tol di Cikopo sehingga memaksa kendaraan roda empat keluar dari tol dan memasuki jalan dalam kota Cikampek. Di luar suasana Lebaran pun kesemerawutan Cikampek dengan para pedagang kaki-lima, tukang becak, tukang ojek dan angkutan kota sangat kentara sehari-hari, ditambah lagi dengan adanya dua pintu perlintasan kereta api Jakarta-Bandung dan Jakarta-Cirebon.

Perekonomian warga Cikampek sebagian besar adalah pedagang dan karyawan pabrik. Setidaknya ada 2 Kawasan Industri besar di wilayah ini yaitu Kota Bukit Indah dan Indotaisei. Di samping itu ada beberapa kawasan yang juga dipakai sebagai arena industrialisasi, seperti Kawasan Industri Kujang Cikampek (KIKC) yang berada didalam area PT. Pupuk Kujang (Persero)- sebuah BUMN produsen pupuk urea.

Di Cikampek pada tahun 2006 telah pula dioperasikan Depo BBM Pertamina untuk melayani konsumen di daerah timur Jakarta seperti Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, Indramayu dan Cirebon.

Saat ini tumbuh banyak warnet di daerah Cikampek, dan yang paling terkenal adalah Warnet Red Point yang terletak di Jl. Jurusan Parakan, Sukamanah Cikampek Barat. Konsentrasi warnet terbanyak adalah di daerah Jl. Ir. Juanda.

Peremajaan pasar-pasar di Cikampek mulai tahun 2010 membuat pasar tradisional yang terkesan sumpek menjadi semakin modern.


Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Cikampek,_Karawang


Sumber Gambar:

http://zonabusana.files.wordpress.com/2008/07/peta1.gif

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c6/Locator_kabupaten_karawang.png

http://www.indoflyer.net/forum/tm.asp?m=400364

http://www.detiknews.com/read/2009/09/18/133332/1206448/10/pintu-keluar-tol-cikampek-macet-panjang

http://nortbird.wordpress.com/2008/07/23/peninjauan-pabrik-dan-temu-alumni-menwa-yon-iitb/dscf2620_fs/




Peta Cikampek


View Larger Map




Membangun Mini Rotterdam Di Pantai Cilamaya

Rotterdam
Cilamaya

Berdasarkan dokumen yang dibuat pemerintah Belanda, daerah pantai sebelah utara Karawang, Cilamaya, disejajarkan dengan Rotterdam, suatu kota yang terkenal dengan pelabuhannya. Sebetulnya, rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya itu sudah muncul sejak masa penjajahan Belanda.

Tahun 2006, wacana membangun pelabuhan bertaraf internasional itu menjadi agenda pembangunan jangka panjang Pemprov Jabar. Hal ini dilatarbelakangi lalu lintas perdagangan jalur laut Jabar hanya mengandalkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Jika pelabuhan Cilamaya dibangun, diharapkan devisa bisa lebih banyak berputar di Jabar.

Tahun 2007 Konsorsium Komunitas Eropa, PT Eurocorr Indonesia melirik pelabuhan ikan Cilamaya untuk dijadikan pelabuhan internasional. Mereka berencana mengembangkan Pelabuhan Cilamaya menjadi Mini Rotterdam (pelabuhan laut standar negara-negara di Eropa). Melalui perusahaan itu, investor Eropa berniat memodali pembangunan infrastruktur pelabuhan itu. Setelah bermitra dengan salah satu perusahaan dari Belanda, DETEC NV, keduanya telah menyelesaikan studi kelayakan (FS) pada tahun 2008.

Didalamnya disebutkan bahwa kapasitas Tanjung Priok sudah tidak bisa mengimbangi permintaannya. Hingga saat ini, permintaan di Tanjung Priok sebesar 6 juta twenty-foot equivalent unit (TEU/satuan untuk kontainer) per harinya sementara kapasitas yang dimiliki hanya empat juta TEU. Sedangkan dengan adanya Pelabuhan Cilamaya, bisa membantu pemenuhan permintaan sekitar dua juta TEU per hari.

Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Jabar Denny Juanda membenarkan bahwa rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan rencana lama yang diangkat kembali. "Namun ada penyesuaian di mana pembangunan tidak begitu saja mengikuti master plan. Tetapi lebih terencana dan terdistribusi sesuai potensi lokal," katanya ketika ditemui di kantornya pekan lalu.

Dikatakan, saat ini progres pembangunan baru selesai tahap FS. Selanjutnya, pembangunan pelabuhan yang diperkirakan membutuhkan alokasi dana 723.525.000 euro (ekuivalen Rp 10.791.829.748.700, 1 euro=Rp 14.915,00) ini akan memasuki tahap tender investasi kepada swasta.

"Pelabuhan Cilamaya adalah salah satu projek non-APBD dan APBN sehingga akan diserahkan kepada investor yang diprediksikan peminatnya akan banyak. Kami harap akhir 2009 tender sudah bisa dilakukan, sehingga tahun 2011 pembangunan bisa dimulai," tutur Denny.

Karena pembangunannya murni dilakukan investor, Denny mengatakan, kerja sama dengan Pemkab Karawang hanya dalam hal sharing perizinan serta pengendalian lahan. "Sebagai akses masuk ke pelabuhan, akan disiapkan gate khusus menuju pelabuhan dari tol Cikampek-Karawang Barat sepanjang kira-kira 15-20 km," katanya.

Disinggung mengenai akan terjadinya alih fungsi lahan dalam proses pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Denny menegaskan hal tersebut tidak boleh terjadi. "Prioritas kami adalah tetap mempertahankan lahan hijau khususnya persawahan di Karawang yang merupakan lumbung padi Jabar. Akan dipikirkan teknologi-teknologi pembangunan untuk mengatasinya. Salah satunya dengan membangun elevated road di atas areal persawahan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dodi Cahyadi yang dihubungi terpisah menjelaskan hingga tender bagi investor dibuka masih banyak tahap yang harus dijalankan. Mulai dari pengajuan penetapan lokasi dari Dephub untuk kemudian diterbitkan SK menteri hingga pembuatan master plan secara detail dalam detail engineering design (DED). "Yang paling utama adalah pembebasan lahan. Karena sering kali investor hanya mau membangun konstruksi dan investasi jadi tugas pembebasan lahan harus dilakukan pemerintah. Namun sampai sekarang belum ada pembicaraan sharing pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten tentang pembebasan lahan ini," katanya.

Dodi juga mengaku bahwa berdirinya pelabuhan Cilamaya akan memberikan dukungan bersar terhadap industri dan perekonomian Jabar. "Jadi bukannya akan membawa masalah baru tapi justru menyelesaikan masalah. Seperti akhir-akhir ini banyak pengusaha yang mengeluh terhambatnya akses menuju Tanjung Priok karena kemacetan. Dan menurut undang-undang yang baru, pelabuhan bisa dikelola siapa saja termasuk swasta dan bahkan operator asing," ujarnya. (Eva Fahas/"PR")***


Sumber:

Harian Pikiran Rakyat, Senin 13 April 2009, dalam :

http://www.ahmadheryawan.com/lintas-jabar/budaya-pariwisata/2960-membangun-mini-rotterdam-di-pantai-cilamaya.html

Sumber Gambar:

http://www.europeancitiesmarketing.com/finder/Organisers/City.aspx?cityName=Rotterdam&ctyID=85

http://www.karawanginfo.com/?p=562




Situ Kamojing Cikampek


Situ (Danau) Kamojing merupakan sebuah danau buatan yang berfungsi sebagai sarana irigasi untuk pendistribusian air ke sawah-sawah petani. Situ Kamojing terletak di Desa Kamojing Kec. Cikampek atau ± 8 Km dari gerbang tol Cikampek, keluar dari gerbang tol Cikampek belok kiri jalan terus setelah ± 10 m belok kiri lagi selanjutnya ikuti jalur jalan yang ada. Situ kamojing memiliki luas 62 HA dengan luas yang diairi 12,5 HA. Elevasi air diwaktu banjir bisa mencapai + 49,50, diwaktu normal + 48,60, dan diwaktu minimum + 44,50.

Di sebelah timur Situ kamojing terhampar luas hamparan hijau persawahan milik para petani dan rimbunnya hutan percobaan Cikampek yang memiliki koleksi berbagai macam jenis pohon dari berbagai Negara.

Setiap sore hari biasanya orang-orang dari seluruh penjuru Kota Cikampek banyak yang datang kesini sekedar buat bersantai atau memancing sambil menghabiskan waktu hingga senja tiba. Situ Kamojing memang tempat yang pas buat kita melepas penat setelah seharian bergulat dengan pekerjaan, karena itu banyak para pekerja selalu meluangkan waktunya dikala pulang bekerja datang ke Situ Kamojing untuk melepas kepenatannya.

Situ kamojing memiliki dua pintu air yang terletak di sebelah kiri dan kanannya yang berfungsi untuk mengatur debit air dan mendistribusikan airnya kesawah-sawah petani.


Sumber :

http://dampal.tripod.com/pariwisata.html


Sumber Gambar:

http://dampal.tripod.com/pariwisata.html



Situ Kamojing Ditanami Padi


Menjadi Kebiasaan Petani Ketika Situ Mengering

Para petani yang tidak memiliki lahan untuk ditanami mulai memanfaatkan Situ Kamojing di Desa Kamojing Kec. Cikampek Kab. Karawang yang mengering. Mereka tidak menghiraukan papan penampang yang melarang memanfaatkan lahan tersebut. Namun, saat air mulai terisi lagi, para petani tersebut berhenti menanam.

Salah satu petani asal Kampung Kamojing Desa Kamojing, Neni (40) mengakui sudah menjadi kebiasaan para petani yang tidak memiliki lahan untuk memanfaatkan lahan Situ Kamojing saat mengering tiap tahunnya. Neni sendiri tidak mengetahui luas lahan yang dia gunakan untuk bersawah. "Soalnya kami berbagi dengan petani lainnya," ujarnya, Senin (10/8).

Tahun ini, diakui Neni, para petani terlambat sebulan memanfaatkan Situ Kamojing. Pada tahun-tahun sebelumnya, petani mulai menanam padi di awal Juni. Menurut Neni, keterlambatan itu dikarenakan Situ Kamojing belum benar-benar mengering. Selain itu, para petani masih sibuk dengan aktivitas memanen di lahan garapan lainnya.

Wastim (45), petani lainnya mengatakan bahwa pihak pengawas situ tidak pernah menegur para petani yang memanfaatkan lahan di Situ Kamojing. Ia menanam padi di lahan tersebut selama musim kemarau karena pada musim hujan, situ akan penuh menampung air hujan. Tahun lalu, Wastim menanam padi selama satu musim panen. Menurut dia, hasilnya cukup memuaskan. "Saya dapat sekitar dua kuintal," katanya.

Sementara itu, Camat Cikampek Rochuyun A. Santosa mengatakan bahwa sudah menjadi kebiasaan para petani memanfaatkan lahan yang basah untuk ditanami padi. Pihak pengawas pun tidak pernah melarang.

Rochuyun menyebutkan pemanfaatan itu hanya pada lahan yang basah yaitu di bagian tengah situ karena pada bagian pinggiran situ sudah mengering. Dengan demikian, lahan yang dimanfaatkan tidak mencakup keseluruhan luas situ yang mencapai 62 hektare.

Gagal panen

Sementara itu, sejumlah petani palawija di Desa Cinta Asih Kec. Pangkalan Kab. Karawang terutama yang menanam kacang tanah mengalami gagal panen. Pasalnya volume air yang mengairi lahan mereka, dinilai petani tidak mencukupi sehingga tanaman tidak tumbuh. Sedikitnya 15 hektare yang mengalami gagal panen.

Aman (45), salah seorang petani palawija mengaku lahan seluas empat hektare yang ditanaminya dengan tanaman kacang tanah tidak tumbuh. Akibat dari gagal panen tersebut, Aman mengalami kerugian hingga Rp 10.000.000,00.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Karawang, Nachrowi M. Nur, mengatakan bahwa sangat sulit bagi petani tadah hujan untuk memaksakan menanam padi pada musim ini. Hal itu dikarenakan keseluruhan sawah tadah hujan yang luasnya mencapai 1.800 hektare itu mengandalkan aliran Sungai Cigentis sebagai sumber airnya. (A-153)***


Sumber:

Harian Pikiran Rakyat, Selasa 11 Agustus 2009, dalam :

http://www.ahmadheryawan.com/lintas-kabupaten-kota/kabupaten-karawang/6405-situ-kamojing-ditanami-padi.html

Sumber Gambar:

http://dampal.tripod.com/pariwisata.html




Cikaranggelem Tercemar Limbah


Airnya Berubah-ubah Warna

Sejak beberapa tahun terakhir, Sungai Cikaranggelam dari hulu sungai di Kecamatan Cikampek dan bermuara di Kecamatan Cilamaya Wetan, kualitas airnya memburuk. Warnanya yang semula jernih, kini berubah-ubah. Kadang berwarna cokelat dan di lain waktu menjadi putih seperti susu. Secara sepintas, diduga telah terjadi pencemaran di situ.

Kepala Seksi Tarum Perusahaan Jasa Tirta II Alazar menuturkan, memang di hulu Sungai Cikaranggelam yang terletak di Kec. Cikampek terdapat enam perusahaan industri, yaitu PT KNOF, PT Mega Rahayu, PT Asiatek, PT Keramik, PT Pupuk Kujang Cikampek, dan PT Pulau Intan. Tak jauh dari sana pun terdapat Kawasan Industri Kujang Cikampek (KIKC).

"Untuk saluran pembuangan sisa pengolahan limbah cair yang dibuang ke Cikaranggelam, kami tidak memiliki data karena pihak perusahaan tidak meminta izin kepada kami," katanya, Rabu (12/8).

Sungai Cikaranggelam dikategorikan sebagai sungai alam yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan dan kepentingan warga. "Sungai itu juga bisa digunakan para petani mengairi sawah atau ladangnya," ujar Alazar.

Saat ini, para petani di Kampung Maja Desa Karangsinum Kecamatan Tirtamulya memilih tidak memanfaatkan aliran Sungai Cikaranggelam untuk mengairi areal persawahan. Petani lebih memilih menggunakan aliran Sungai Tarum Barat. Alasannya, seperti dijelaskan salah seorang petani setempat, Sanusi (34), kualitas air Cikaranggelam sudah tercemar limbah.

"Secara kasat mata saja air sungai itu sudah dipastikan telah tercemar. Tanaman tidak akan tumbuh subur menggunakan air tersebut. Yang ada sebaliknya, mati menguning," kata Sanusi.

Hal itu dibenarkan petani lainnya, Ujang (45), yang bahkan mengatakan tidak pernah menggunakan air tersebut untuk kepentingan apa pun, seperti mencuci tangan, memandikan kerbau, atau yang lain. "Gatal jika kena kulit," kata Ujang, Senin (10/8).

Khawatir meresap

Kondisi sungai yang memburuk membuat masyarakat Kec. Tirtamulya, merasa khawatir karena dampaknya meresap ke tanah sekitar.

"Sebagian besar warga menggunakan air sumur untuk dikonsumsi sehari-hari. Kami takut tercemarnya Sungai Cikaranggelam dapat mencemari air tanah yang biasa dikonsumsi warga," kata Ujang.

"Dampaknya tidak akan terasa saat ini juga. Namun, sepuluh tahun lagi, rembesan air Sungai Cikaranggelam yang tercemar itu bisa saja mencemari air tanah yang kemudian dikonsumsi masyarakat," kata Kusnadi, mantan Ketua BPD Dawuan Tengah.

Sementara itu, salah satu perusahaan yang terletak di hulu sungai Cikaranggelam, PT Pupuk Kujang Cikampek mengaku memiliki saluran pembuangan sisa pengolahan limbah di Sungai Cikaranggelam. Namun, Kepala Bagian Humas Drs. H. Arifin menegaskan, pihaknya memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) bertaraf internasional dan sudah bersertifikat ISO pada tahun 1999 silam.

Arifin juga mengatakan, PT PKC selalu melakukan cek kadar mutu air sisa pengolahan limbah sebanyak dua kali dalam satu hari. Itu dilakukan untuk mengurangi risiko adanya kerusakan alat pengolahan limbah.

"Kami memiliki bagian lingkungan hidup di PT PKC," kata Arifin seraya mengatakan dalam satu jam, PT PKC menggelontorkan air ke Sungai Cikaranggelam sebanyak 200 meter kubik.

Ditemui di tempat terpisah, Kepala Bidang Pelestarian Lingkungan, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kab. Karawang Syahdan Husein mengungkapkan, semua sungai yang ada di Kab. Karawang sudah tercemar. "Sungai-sungai itu dicemari pembuangan limbah cair seperti Sungai Citarum, Cibeet, dan Cikaranggelam. BPLH Kab. Karawang mengeluarkan sekitar tujuh puluh izin untuk membuang limbah cair yang telah diolah," kata Syahdan, belum lama ini. (JU-10)***


Sumber:

Harian Pikiran Rakyat, Minggu 16 Agustus 2009, dalam :

http://www.ahmadheryawan.com/lintas-kabupaten-kota/kabupaten-karawang/6563-cikaranggelem-tercemar-limbah.html


Sumber Gambar:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw3jMi9iuywmWq21gCpJmNXbuTrE6PBiT9tZ7nc2sT8Xt1WXXc_02VAuDIZQmis2fNY5l_KsyizU7_DBsoS01J8Aqgsjhz80iGr8sh3yXkKEGjxeNfbHM55pGTPVCZOb4DrpfKet9YhEzG/s1600/DIBAWAH+HL+(psn).jpg

Kamis, 24 Juni 2010

Jawa Barat Percepat Pelabuhan Cilamaya

Pemerintah Jawa Barat akan mempercepat pembangunan Pelabuhan Internasional Cilamaya di Karawang. "Ada sejumlah pertemuan informal yang kami lakukan untuk itu" kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Kamis (29/4).

Pertemuan informal itu dilakukan dengan Kementerian Perhubungan berkaitan dengan rencana Jawa Barat yang ingin memiliki pelabuhan sendiri. “Tentu masih panjang, ada sejumlah pertemuan yangh harus kita lakukan,” katanya.

Heryawan mengatakan, pemerintah Jawa Barat menganggap penting memililiki pelabuhan sendiri. Dia beralasan, 60 persen industri manufaktur Indonesia berada di wilayah Jawa Barat. “Oleh karenanya, Jawa Barat ketika memiliki pelabuhan sendiri itu menjadi tuntutan,” katanya.

Dengan memiliki pelabuhan sendiri, minimal bisa mendongkrak besaran APBD Jawa Barat. Kendati besarannya belum dihitung pastinya, pendapatan daerah bakal signifikan naiknya. “Ongkos trasnportasi (pengiriman barang lewat laut) menjadi lebih murah,” katanya.

Sehari sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, pemerintah Jawa Barat membutuhkan kepastian posisi pelabuhan Cilamaya nantinya. “Target kita harus tahu positioning-nya dulu,” katanya.

Soal posisi pelabuhan itu nanti masih menunggu hasil studi yang dilakukan oleh Kementerian Pelabuhan mengenai tatanan kepelabuhan di Indonesia. Studi itu mengenai itu tengah dilakukan kementrian mengenai Master Plan pengembangan pelabuhan di Teluk Jakarta yang didanani JICA. Juli ini diperkirakan studi itu rampung.

AHMAD FIKRI 


Sumber :

http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2010/04/29/brk,20100429-244340,id.html

29 April 2010