Kamis, 24 Juni 2010

Program Kemitraan Pupuk Kujang Cikampek

Program Kemitraan

Implementasi dari Program Kemitraan adalah dengan cara memberikan pinjaman kredit lunak dengan bunga sekitar 6% pertahun, melakukan pembinaan manajerial dan pemasarannya. Sejak program kemitraan ini dilaksanakan PT Pupuk Kujang telah membina 2.235 Mitra Binaan dari berbagai sektor seperti pertanian, industri, perdagangan dan jasa. Dengan akumulasi dana yang disalurkan sampai akhir tahun 2007 sekitar Rp 50 milyar dan rata-rata besarnya penyaluran per tahun sekitar Rp 3,5 sampai 4 milyar. 

Berbeda dengan Bina Lingkungan, salah satu tugas Program Kemitraan adalah memberikan bantuan pinjaman kepada masyarakat dalam meningkatkan usaha yang telah berjalan. Jadi bantuan ini bukan diperuntukkan untuk usaha yang baru berdiri atau coba-coba.

Beberapa Mitra Binaan yang telah berhasil saat ini diantaranya adalah :

Industri Bola Sepak di Majalengka yang produknya telah diakui dan digunakan FIFA pada kompetisi-kompetisi dunia,
Model Pesawat terbang di Bogor yang produknya banyak dipesan para industri penerbangan lokal maupun Luar Negeri,
Industri minuman Jeruk Nipis di Kuningan,
Industri Batik Cirebon, Garut dan bordiran Tasikmalaya serta industri-industri lainnya.
[HOME | KEATAS]


Kemitraan dengan Kelompok Tani Padi

Dengan pertimbangan bahwa konsumen PT Pupuk Kujang terbesar adalah petani dan kegiatan industri di Karawang yang merupakan daerah lumbung padi maka manajemen PT Pupuk Kujang memberikan arahan bahwa penyaluran program kemitraan difokuskan pada sektor pertanian atau usaha yang bertalian dengan pertanian. Sedangkan untuk sektor lainnya dilakukan secara selektif dan fokusnya terutama untuk mitra binaan lanjutan. 

Tujuan utama program tersebut adalah membantu para petani melalui Kelompok-kelompok tani dalam permodalan usaha tani dan mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemupukan berimbang. Mengingat keterbatasan dana Kemitraan maka pada tahap awal bantuan permodalan diberikan hanya untuk kegiatan on farm saja seperti untuk membeli saprodi (pupuk, benih dan pestisida) serta sedikit untuk biaya pengolahan tanah.

Pada tahun 2004 dilakukan pola kemitraan dengan Kelompok Tani Srimulya dan Sriasih di Desa Lemah Mulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang seluas 62 Ha sawah dengan anggota 40 petani.
Selama tahun 2005 dan 2006 jumlah kelompok tani yang dibina semakin banyak dan pada tahun 2007 program ini lebih diperluas dengan total dana yang dipinjamkan sekitar Rp 6 milyar untuk luas garapan sawah sekitar 1.431 Ha, yang dikelola oleh 38 kelompok tani dengan jumlah petani sekitar 1200 orang.

Untuk menghindari kendala terjadinya kredit yang macet, maka dalam penyaluran pola kemitraan ke sektor pertanian dilakukan secara selektif yaitu dengan cara :
1) Koordinasi dengan dinas terkait (PPL, UPTD, Desa, Dinas Pertanian) untuk menentukan Kel. Tani.
2) Pemilihan anggota kelompok oleh Ketua Kelompok dan sosialisasi di setiap kelompok yang dihadiri Pupuk Kujang dan dinas terkait.
3) Penyusunan RDKK oleh pengurus kelompok didampingi petugas setempat dan diketahui oleh Kep. Desa dan Camat.
4) Penandatanganan akad kredit disertai agunan yang diikat secara notariat (catatan : hal ini selain untuk menunjukkan kesungguhan para petani juga untuk meyakinkan ke Kelompok bahwa program kemitaraan merupakan dana bergulir)


Cara Pembinaan

Pembinaan atas kelompok tani ini dilakukan melalui :

Kerjasama dengan PPL setempat dalam hal budidaya pertanian 
Program peningkatan SDM dengan diberikan pelatihan/penyuluhan hama penyakit yang bekerjasama dengan Jurusan Pertanian UNPAD
Studi banding dengan kelompok tani binaan PT Sang Hyang Seri

Adapun manfaat pola kemitraan diatas adalah :

- Untuk Kelompok Tani :
Penggunaan saprodi tepat waktu sehingga jadwal tanam tidak terlambat
Penggunaan pupuk berimbang sehingga meningkatkan produksi gabah sekitar 30 – 40 %
Memperoleh pembinaan dan penyuluhan secara gratis dalam bidang pertanian
Memperoleh bantuan Biaya Produksi Pertanian sehingga bebas ijon

- Untuk PT Pupuk Kujang :
Memberikan bantuan timbal balik terhadap konsumen pupuk, yaitu petani yang merupakan bisnis inti perusahaan
Membantu pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian
Penyaluran dana kemitraan dapat bergulir dengan mengurangi tingkat kemacetan, sehingga dapat meningkatkan performance perusahaan

Kendala :

Meskipun tingkat pengembalian pinjaman lebih baik, namun masih ada beberapa kelompok tani yang terlambat mengembalikan cicilan pinjaman dikarenakan terkena musibah serangan hama dan penyakit, untuk ini diberikan kelongaran dengan cara mencicil 3 sampai 4 musim tanam dan tetap diberikan pinjaman berikutnya agar tetap bisa mengolah sawahnya.
Hampir sebagian besar sawah milik petani tidak memiliki sertifikat (hanya dilengkapi girik). Hal ini menyulitkan dalam proses agunan yang disyaratkan Notaris.
Para petani saat ini masih kesulitan dalam menjual hasil produksinya secara maksimal. Idealnya bantuan untuk off farm ini harus dilakukan pula oleh BUMN yang permodalannya kuat sehingga para petani tidak secara terpaksa menjual hasil produksinya kepada para tengkulak.
Seperti kita ketahui bersama bahwa margin yang paling besar diperoleh dari proses pengolahan gabah menjadi beras.


Suember:

http://www.pupuk-kujang.co.id/allmenu=1.php?idn=3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar